Jangkar Cinta
Sepasang kekasih itu
bediri di tengah kerumunan orang yang berlalu lalang. Di antara suara air yang
menderu dan angin yang berhembus kencang. Waktu mereka hanya sebentar, dalam
hitungan menit keduanya akan dipisahkan oleh sebuah keadaan. Tak ada yang tahu
kapan keduanya akan bertemu lagi. Hanya waktu dan kehendak Tuhan yang mampu
menjawabnya. Keduanya saling menatap dengan mata yang berkaca-kaca.
“Jangan
pergi!” Sang gadis memohon dengan penuh harapan.
“Aku harus pergi.” Jawab pria itu dengan tegas.
“Aku takut.”
“Begitupun aku. Tetaplah di sini, tetaplah menanti. Aku
akan kembali. Pasti.”
Ucap pria tersebut sambil memeluk erat sang gadis. Air
mata pun tak dapat dibendung lagi oleh keduanya. Sang gadis menangis
sejadi-jadinya. Sementara sang pria hanya meneteskan air mata.
“Aku pergi.” Ucap pria itu lagi yang kini telah
melepaskan pelukannya itu. Diambilnya sebuah kotak hadiah dari dalam ranselnya
dan diberikannya kepada sang gadis. Sang
gadis semakin menangis kencang sambil memeluk hadiah tersebut. Sang pria yang
tak tega melihat sang gadis menangis memeluknya lagi dan mencoba
menenangkannya.
“Udah,
aku nggak apa-apa.” Ujar sang gadis mengusap air matanya dan memberikan senyum
lebar kepada sang pria.
“Nah,
gitu kan enak. Aku bisa pergi tanpa beban. Aku pergi ya sayang. Jangan ada air
mata lagi. Cukup senyum lebar yang terus kasih semangat buat aku.” Sahut sang
pria membuat sang gadis merasa tenang. Sang gadis tak mampu berkata-kata hanya
sebuah senyum lebar yang terbentang di wajahnya.
“Aku
sayang kamu.” Katanya lagi sambil mengecup kening sang gadis, kemudian
diambilnya tas ransel berukuran cukup besar dengan warna hijau, hitam, dan
coklat yang bercampur menjadi satu.
Diambilnya sebuah topi dengan warna yang sama seperti tasnya, dan diberikan
kepada sang gadis tersebut.
Sang gadis menerimanya dengan tersenyum lalu memakaikan
topi itu di kepala sang pria, kemudian ia memberikan hormat. Sang pria pun tersenyum
dan membalas salam hormat itu lalu pergi. Dengan pasti ia melangkahkan kakinya
menuju sebuah kapal yang besar yang siap membawanya ke medan perang.
“Aku sayang kamu juga. Aku pasti tunggu kamu pulang. ”
Teriak sang gadis sambil melambaikan tangan kepada sang pria yang sudah berada
di atas kapal. Sang pria membalas lambaian tangan tersebut sambil tersenyum dan
mukanya memerah.
Sang gadis terus memperhatikan sang pria dari jauh dengan
senyum dan masih memeluk hadiah dari sang pria.
Kapal
itu berbunyi dan mulai bergerak. Perlahan namun pasti hingga lenyap dari
pandangan sang gadis. Sang gadis menutup matanya, menghela nafas panjang lalu
tersenyum lebar dan meninggalkan tempat itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar